11 Rekomendasi Permainan Anak yang Mendidik, Yuk Ajak Si Kecil Main! Salah satu contoh permainan anak yang mendidik adalah dengan memainkan teka-teki bersama
Permainan anak yang mendidik menjadi alternatif yang bagus untuk Si Kecil yang tidak belajar dengan baik melalui instruksi pensil dan kertas. Menurut EDUCAUSE, semakin banyak penelitian menunjukkan platform pembelajaran berbasis game dapat menciptakan dinamika yang menarik yang menginspirasi siswa untuk mengembangkan kompetensi dan keterampilan saat mereka fokus pada aktivitas game. Terlepas dari subjeknya, apakah anak Anda membenci atau menyukainya, permainan anak yang mendidik dapat membantu Moms menanamkan kecintaan belajar pada dirinya sendiri. Permainan Anak yang Mendidik Permainan anak yang mendidik juga bisa sangat menghibur, Si Kecil bahkan mungkin tidak menyadari betapa mendidiknya kegiatan tersebut. Terlebih, permainan anak yang mendidik juga bisa jadi minim persiapan, mudah dibersihkan serta sebagian melibatkan barang-barang yang mudah ditemukan di sekitar rumah, berikut contohnya: 1. Menanamkan Kreativitas Lewat Gambar
Foto: Orami Photo Stock Dorong anak untuk menggambar pemandangan untuk menjelaskan pikirannya. Kita membutuhkan keterampilan berpikir kritis untuk menggambarkan pikiran kita ke dalam gambar sebagai permainan anak yang mendidik. Itulah alasan mengapa seni dihargai. Ini bukan tugas yang mudah. Untuk anak yang lebih besar, mainkan permainan seperti Pictionary dan minta mereka untuk membenarkan apa yang mereka warnai. 2. Mainkan Game Menyortir
Foto: Orami Photo Stock Keterampilan klasifikasi dan penyortiran sangat bagus untuk penalaran logis. Minta anak untuk mengurutkan daftar hewan atau benda yang sama menggunakan atribut yang berbeda seperti ukuran, warna, geometri, bentuk, dan lainnya. Kelompokkan hewan ke dalam kategori berdasarkan habitat, kebiasaan makan, struktur tubuh, mekanisme reproduksi dan lain-lain. Kegiatan memilah ini membantu anak-anak melihat perbedaan dan persamaan di berbagai kelompok, sehingga meningkatkan pemahaman mereka serta juga sebagai sarana permaianan anak yang mendidik. Semisal, Anak-anak tertarik untuk mempelajari warna mereka sejak usia dini. Caranya, dengan satu pak pom-pom warna-warni, Anda akan menempatkan mereka di jalur untuk mengidentifikasi warna, belajar cara menghitung, dan mulai menyortir, yang juga mendorong keterampilan motorik kasar. Pada saat yang sama, Anda membantu mereka mengembangkan keterampilan motorik halus mereka dengan membiarkan mereka mengambil benda-benda kecil menurut 2011 IEEE International Conference on Rehabilitation Robotics. 3. Pecahkan Teka-teki dan Asah Otak Bersama
Foto: Orami Photo Stock Permainan anak yang mendidik selanjutnya adalah pecahkan teka-teki serta asah otak bersama. Seperti jig-saw, tic-tac-toe, teka-teki, labirin, atau apa pun yang disukai Si Kecil. Memecahkan teka-teki dan permainan asah otak bersama membantu anak-anak belajar dari Moms atau Dads dan merumuskan strategi mereka sendiri. Meskipun melakukan aktivitas ini sendirian mungkin membuat anak-anak frustasi, orang tua yang menyenangkan dan penuh semangat dapat membuat perbedaan besar dalam permainan anak yang mendidik ini. 4. Skenario Nyata dalam Play Pretend
Foto: Orami Photo Stock Bawa masalah dunia nyata seperti kelangkaan air untuk play pretend dan minta mereka memikirkan solusi. Pretend play membantu anak-anak belajar tentang lingkungan dan sekitarnya. Ini juga membantu mereka untuk memahami tantangan yang dihadapi di dunia nyata. Motivasi mereka tidak hanya untuk memikirkan solusi tetapi juga untuk menerapkan di tingkat mereka. Contohnya seperti bagaimana menggunakan sedotan baja dapat mengurangi limbah yang dihasilkan oleh sedotan dan menyelamatkan begitu banyak kehidupan laut. Untuk kantong plastik, Moms dan Dads melakukan brainstorming dan membuat tas kain yang dapat digunakan kembali dari t-shirt lama. 5. Kreatif dengan Bangun Blok
Foto: Orami Photo Stock Bangun blok sangat bagus dalam membangun keterampilan logis serta permainan anak yang mendidik juga. Mereka membantu anak-anak memberikan rasa imajinasi mereka. Setiap kali Moms dan Dads mendorong anak TK untuk menggunakan kembali balok-balok lama menjadi permainan baru, neuron-neuron menyala di otaknya.